BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 21 Februari 2010

Kritik Terhadap ”Tangan Kedua”Tuhan

Sunday, 21 February 2010
JAKARTA Art Movement (JAM) akan menggelar pameran seni rupa bertajuk The Second God di Galery Nasional,Senin (22/2) mendatang.The Second Godmerupakan gagasan unik dari para seniman dalam merefleksikan kritik lewat bahasa seni rupa terhadap fenomena munculnya “Tuhan-tuhan”baru yang diberhalakan dalam kebudayaan kontemporer,terutama teknologi,manusia,dan spiritualitas.

Salah satu kurator pameran,Imam Muhtarom,mengatakan ada 14 kelompok yang berasal dari berbagai kalangan ikut menyumbangkan karya mereka.Ke-14 kelompok ini terdiri dari kelompok-kelompok berjumlah 3–5 orang yang ditotal mencapai 100 orang.Mereka ini berasal dari berbagai latar belakang,mulai dari seniman,pematung,pelukis, desainer,programmer televisi,arsitek,kaligrafer,perancang busana, pembuat film,wartawan,fotografer,pembuat robot,sampai masyarakat umum.

“The Second God seolah-olah merepresentasikan kehidupan masyarakat Jakarta atas budaya kontemporer yang saat ini cenderung diberhalakan oleh masyarakat Jakarta,”tandas Imam Muhtarom. Memang tak dapat dipungkiri bahwa saat ini pertumbuhan teknologi, ilmu pengetahuan,dan interaksi manusia satu dengan lainnya yang diperoleh secara mudah sangat memengaruhi budaya dan kehidupan.

Kemudahan-kemudahan itu selain membawa banyak manfaatnya pada sejatinya juga memendam berbagai persoalan. Manusia terpukau pada kegemilangan hasil kerja kerasnya,dan mencoba menggantungkan hidup dalam arti mempertuhankan hasil cipta manusia.Namun,pada saat bersamaan,samar-samar manusia juga menyadari adanya kerawanan atau semacam kerapuhan dalam pilihanpilihan kehidupan sekarang ini.

Paradoks kehidupan manusia dan kerapuhan kehidupan dunia inilah yang kemudian dijadikan objek sasaran komunitas kreatif Jakarta Art Movement (JAM).Kegelisahan itu diwujudkan lewat pameran seni rupa bersama dengan memanfaatkan beragam media.

Pameran yang diikuti oleh kelompok 3D Studio (Herry Kardjono dan Nanda),Aryo Hendrasto dan Universitas Tarumanegara Jakarta,Kezia and Friends,Ancol Plus,E-(X)erut,Fakebook,Jalan Baru Bogor,SEXI,4- Friends,Askes,Agus and Friends,Agus and Tato,Begoendal,dan Dream Icon,akan menjadi sebuah simbol-simbol The Second God yang dimaksud.

Salah satu objek pameran yang ditampilkan,menurut Imam dan menjadi sesuatu yang unik adalah objekmanekin.Objek pameran ini menjadi sangat unik karena menjadi simbol yang sangat kental di mana setengah dari wujud manekinini adalah robot.Sementara itu,untuk kepala berupa layat TV flat,dengan dada yang juga diisi layar monitor yang menampilkan detak jantung.

“Ini menjadi sangat unik karena dewasa ini teknologi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat Jakarta dewasa ini,”papar Imam .Untuk objek lainnya,yakni sebuah helm dengan suara-suara soundrobot yang bisa didengarkan oleh pengunjung melalui pengeras suara di dalam helm. Helm ini bisa dipakai pengunjung untuk mendengarkan suara tersebut.

“Tak hanya berhubungan dengan teknologi saja,ada banyak objek pameran yang bisa dinikmati karena ini merupakan pameran kolaborasi,” tandas Imam. Dalam pameran ini,karya-karya akan dikelompokkan dalam tiga zona tema: Zona Teknologi & Ilmu Pengetahuan,Zona Identitas Tubuh dan Diri Manusia,serta Zona Spiritualisme Baru.

Selain itu dalam pameran ini,nantinya juga akan diisi dengan seminar dan workshop. Seminar seni rupa hari ini: Antara Teknologi-Ilmu pengetahuan, Kemanusiaan, Spiritualisme akan digelar Senin (22/2) sekaligus membuka pameran The Second of God.Sementara itu,selang sehari akan ada workshop pembuatan robot dan body painting.(sofian dwi)

note :

contoh penalaran
The Second God merupakan gagasan unik dari para seniman dalam merefleksikan kritik lewat bahasa seni rupa terhadap fenomena munculnya “Tuhan-tuhan”baru yang diberhalakan dalam kebudayaan kontemporer,terutama teknologi,manusia,dan spiritualitas.

contoh argument

Salah satu kurator pameran,Imam Muhtarom,mengatakan ada 14 kelompok yang berasal dari berbagai kalangan ikut menyumbangkan karya mereka.Ke-14 kelompok ini terdiri dari kelompok-kelompok berjumlah 3–5 orang yang ditotal mencapai 100 orang.Mereka ini berasal dari berbagai latar belakang,mulai dari seniman,pematung,pelukis, desainer,programmer televisi,arsitek,kaligrafer,perancang busana, pembuat film,wartawan,fotografer,pembuat robot,sampai masyarakat umum.
“The Second God seolah-olah merepresentasikan kehidupan masyarakat Jakarta atas budaya kontemporer yang saat ini cenderung diberhalakan oleh masyarakat Jakarta,”tandas Imam Muhtarom.

Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/305853/

0 komentar: